Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI, Supari, membeberkan sejumlah langkah yang diambil perseroan menanggapi kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen.
Ia menyatakan, dari sisi aset, BRI akan memperkuat komposisi pinjaman dengan imbal hasil tinggi, yakni segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya mikro dan ultramikro sebagai sumber pertumbuhan baru.
“Dari sisi liabilitas, efisiensi COF (cost of fund) akan terus dilakukan melalui fokus pada penghimpunan dana murah atau CASA dengan mengoptimalkan CASA berbasis transaksi, mendorong penetrasi digital, dan implementasi CASA culture,” kata Supari, Rabu, 24 Agustus 2022.
Khususnya di segmen mikro dan ultramikro, BRI akan mendorong sinergi dari holding ultramikro.
Selain untuk mendorong pertumbuhan kredit, kata Supari, hal tersebut juga untuk meningkatkan efisiensi COF, biaya operasional, dan biaya kredit di segmen tersebut.
Per Juni 2022, BRI mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10 persen year-on-year (yoy).
Kenaikan ini didorong kredit mikro yang tumbuh 16 persen yoy, sehingga meningkatkan komposisinya menjadi 42,4 persen atau dari 40,2 persen pada Juni 2021.
Adapun BRI mencatat pertumbuhan CASA sebesar 13,7 persen yoy dengan komposisi mencapai 65,4 persen dari total dana pihak ketiga.
“Kenaikan CASA turut mendorong efisiensi COF BRI yang mencapai 1,7 persen turun dari Juni 2021 sebesar 2,18 persen,” ujar Supari.