Perlunya Memasak Bareng Keluarga untuk Bangun Waktu Berkualitas

Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, mengatakan keluarga dapat memanfaatkan memasak sebagai aktivitas seru untuk membangun waktu berkualitas untuk merekatkan hubungan antaranggota keluarga.

“Waktu bersama keluarga tidak harus liburan pergi ke mana-mana tapi cukup dengan aktivitas sehari-hari yang bisa dilakukan di rumah, salah satunya memasak,” kata Vera.

Menurutnya, kegiatan memasak akan memunculkan banyak hal, termasuk diskusi dan interaksi satu sama lain yang dapat merekatkan hubungan keluarga.

Selain itu, bau-bauan yang ditimbulkan saat memasak juga akan membuat anak terus mengingat momen bersama orang tuanya meski sudah tumbuh dewasa.

“Penelitian bilang memori bau itu akan bertahan lama.

Jadi kalau anaknya sudah besar lalu mencium bau tertentu, itu akan mengingatkan bau masakan yang waktu itu dimasak bersama.

Itu kedekatannya timbul lagi,” ujar Vera.

Saat mengajak anak agar mau memasak bersama, Vera mengatakan orang tua jangan menjadikan kegiatan tersebut sebagai sebuah paksaan.

Seluruh anggota keluarga, termasuk anak juga perlu berdiskusi terlebih dulu mengenai waktu dan menu yang ingin dimasak.

“Anak akan terdorong kalau dia melihat ini bukan kewajiban.

Tetapkan misalnya Sabtu atau Minggu sebagai waktu bersama keluarga.

Itu harus klop dulu jadwalnya, lalu bicarakan menunya apa,” tutur Vera.

“Bisa jadi, quality time-nya tidak hanya saat memasak tapi juga saat rapatnya, saat pembagian tugasnya.” Kemudian saat memasak, nikmati momen kebersamaannya dan jangan menerapkan banyak aturan kepada anak.

Menurutnya, jika terlalu banyak aturan atau kritik, anak justru jadi malas mengikuti aktivitas tersebut.

Selain merekatkan ikatan antaranggota keluarga, Vera mengatakan waktu berkualitas, termasuk melalui kegiatan memasak, juga akan mengembangkan karakter anak sehingga tumbuh menjadi anak yang percaya diri, mandiri, dan mampu bekerja sama.

Di samping itu, waktu berkualitas juga bermanfaat agar orang tua tidak stres.

“Saat berdekatan, ada hormon oksitosin atau hormon cinta.

Saat hormon keluar, kita merasa lebih dekat, lebih nyaman.

Jadi penting banget, saya bilang ini hal yang patut diperjuangkan,” ujar Vera.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *